MENONTON PERTUNJUKAN KOMEDI KHAS SUNDA DI GALERI KAYA INDONESIA: MISS TJITJIH FEAT YUKI KATO
Oleh: RIANI SUHANDI
Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus beberapa hari lalu, aku memutuskan untuk melipir
ke Grand Indonesia pasca treatment wajah di
Zap Kokas (Harus banget ya gue tulis?). TBH
salah satu mall di Jakarta yang sebisa mungkin aku hindari dengan alasan BUKAN HABITAT GUE BANGET, CYYIN adalah
GI. Tapi, berhubung siang itu aku sudah membuat janji temu dengan Jeng Ifa akhirnya
aku menginjakan kaki di sana. Selain temu kangen, curhat, ngobrolin isu sosial,
mantan, investasi, tujuan kami bertemu di sana adalah untuk menonton
pertunjukan yang hari itu kebetulan menampilkan komedi khas Sunda, dilakoni
oleh Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih featuring Yuki Kato
dengan Galeri Indonesia Kaya sebagai ruang tampilnya.
GALERI INDONESIA KAYA.
Kalau boleh mengutip tulisan dari
situs resminya, Galeri Indonesia Kaya merupakan ruang edutaiment budaya
persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation berbasis teknologi digital. Yang
pastinya dari Indonesia untuk Indonesia, menampilkan kekayaan budaya Nusantara
tercinta. Di sana, kamu bisa menemukan alat musik-mainan tradisional, baju
adat, informasi banyak hal termasuk kuliner, pariwisata, dan kesenian yang
semuanya dikemas secara digital. Pokoknya cocok untuk anak-anak muda milenial
yang ingin lebih mengenal Indonesia tercintanya dengan cara menyenangkan serta
kekinian bahkan instagramable banget deh tempatnya (sayangnya aku nggak
mengabadikan momen di sana, mungkin lain kali)
Semisal kamu kadung bosan nongkrong
di coffee shop, atau bingung mau ke
mana setelah belanja di sana-sini, dan gabut pasca makan di salah satu gerai
restauran yang ada di GI, kamu naik saja ke lantai 8 GI (West Mall) karena
Galeri Indonesia Kaya terletak di sana. Kamu bisa masuk tanpa dipungut biaya
sepeserpun dengan syarat sudah melakukan reservasi tiketnya jauh-jauh hari
melalui situs resmi Galeri Indonesia Kaya (klik ini) kepoin juga instagramnya,
atau bisa juga sih on the spot
tergantung masih ada slot atau nggak.
Berhubung Jeng Ifa sudah reservasi
untuk kami berdua, jadi saat memasuki area Galeri Indonesia Kaya kamu tinggal
registrasi ulang di depan pintu masuk yang sore itu dijaga oleh Mbak Cantik dan
Mas ganteng yang bikin gagal fokus. Setelah dipastikan nama Jeng Ifa memang
terdaftar, kami diberi gelang berwarna merah yang dipakaikan pada lengan kiri
oleh si Mas Ganteng berewokan tersebut.
Fotonya diambil di kosan hihi |
Setelah gelang sudah ditangan,
dengan membawa brosur berisi jadwal acara Agutus 2019 yang diberikan saat registrasi
ulang, kami berdua jalan ke dalam area Galeri Indonesia Kaya yang atmospernya
menyenangkan banget. Berdirilah kami dalam antrean yang sudah mengular,
menunggu diperbolehkan masuk ke dalam auditorium berkapasitas 150 orang teampat
pertunjukan seni yang bertajuk Sumpah Pejuang berlangsung.
KELOMPOK SANDIWARA MISS TJITJIH BERSAMA
YUKI KATO: SUMPAH PEJUANG
Berkisah tentang seorang gadis
bernama Euis yang menjalin kasih dengan seorang pejuang benama Aceng (Toha),
keduanya saling mencintai tanpa tapi. Namun, suatu hari Aceng ditugaskan untuk
meledakan gudang mesiu oleh Sang Komandan. Berita tersebut sampai ke telinga
Euis, Euis pun sedih, meminta Aceng untuk tetap tinggal dan menikahinya. Namun,
Aceng yang memang mencinti Euis rupanya lebih mencintai Indonesia, terlebih dia
sudah disumpah sebagai seorang pejuang. Dengan berat hati Euis merelakan Aceng
pergi untu tidak kembali karena Aceng gugur dalam tugas.
Sudah ada gambaran? Terdengar
seperti drama tragedi? Namun, tolong jangan membayangkan cerita yang serius dan
berderai air mata karena pertunjukan ini dikemas dalam bentuk komedi, dari awal
sampai akhir aku bahkan bisa tertawa lepas di tengah-tengah patah hati akut (eh
:D).
Sebelum pertunjukan, kami dihibur
oleh tarian (aku lupa ini namanya apa) barulah setelah tarian berakhir, pertunjukan dimulai. Di awali dengan adegan
Zubaedah dan Ceuceu yang demi apapun sudah membuat penonton tertawa dari awal
terlebih dengan aksi panggungnya si Zuabedah yang alis dan sepatunya cetar
membahana.
ZUBAEDAH in action |
Bukan hanya dua karakter tersebut, karakter-karakter
di Sumpah Pejuang ajaib-ajaib semua, dibawakan dengan apik, menghibur, lawak
pisan pokoknya mah. Ditambah kehadiran Yuki Kato dengan ciri khas gaya
bicaranya bisa melebur mengikuti alur. I
can say that pertunjukan berdurasi satu jam lebih itu so PETJAH! Yay!
Dan kamu tahu karakter mana yang paling aku suka?
Euh… namanya Kucay, si gondrong berkumis tipis yang mengingatkan pada seseorang
huhuhu :(
Paska pertunjukan berakhir, penikmat
seni (penonton) berfoto bersama dengan Kelompok Sandiwara Miss Tjijih beserta Yuki Kato. Namun,
sayang kami nggak bisa foto secara personal dengan para pemain karena ramai banget saat itu.
Jadilah, setelah berfoto ramai-ramai, aku dan Jeng Ifa memutuskan untuk keluar
ruangan. Meski agak sedikit kecewa karena nggak bisa berfoto besama mas gondrong berkumis tipis, aku sih tetap pulang dengan senang karena mendapatkan goodie bag berisi kaus dan notebook. Rejeki dari Allah untuk anak kosan, hihi. Dan di sela-sela kebersamaan kami (aku dan Jeng Ifa) yang rupanya menghabiskan waktu berjam-jam di Gi, aku melakukan riset kecil-kecilan
mengenai apa dan siapa sih Mis Tjitjih ini.
Well… agak kaget mendapat informasi
kalau rupanya Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih sudah ada bahkan sebelum
Indonesia merdeka, nama Miss Tjijih sendiri diambil dari nama seorang Diva Sandiwara
Sunda asal Sumedang. Konon pada tahun 1926 gadis cantik bernama Nyi Tjitjih yang
biasa bermain sandiwara berbahasa Sunda
ditemukan oleh Aboebakar Bafaqih pemilik Sandiwara keliling yang sedang
tampil di Jawa Barat. Singkat cerita, Bafaqih mengajaknya masuk ke dalam
perkumpulan sandiwara yang ia bentuk. (Wikipedia)
Nah, Sayang. Kalau kamu mau tahu
lebih jelas, sila gunakan smartphone-nya untuk sesuatu yang bermanfaat, riset mengenai Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih ini misalnya. Dan, kalau kamu mau tahu apa serta bagaimana Galeri ndonesia Kaya, sila berkunjung ke
Website-nya saja, atau kepoin Instagramnya. Untuk kamu yang mau melihat pertunjukan Sumpah Pejuang, dan ingin merasakan dibuat geli oleh kelakuan Zuabedah beserta kawan-kawan sila
tonton di Youtube, sudah ada, kok.
Well… saat tulisan ini selesai dibuat rupanya sudah malam, mata berat, hati
lelah, dan rindu menggunung. Di akhir tulisan ini aku cuma pengin mengucapkan
selamat malam dari daratan Indonesia yang konon sudah merdeka selama 74 tahun,
tapi tolong mari kita sama-sama untuk terus MELAWAN LUPA. Karena saat kamu sibuk
memikirkan untuk mencoba skincare baru, berniat mencicipi kopi baru, main-main
ke sana kemari bersama teman bahkan sang terkasih, kamu harus tahu kalau di depan Istana Presiden,
dan di tempat-tempat lain di Indonesia ada yang bergerak demi melawan lupa
dengan menggelar AKSI KAMISAN.
Selamat malam, Sayang. Selamat menahan rindu.
Comments
Post a Comment